AC split adalah salah satu jenis pendingin ruangan yang paling banyak digunakan karena efisiensinya dalam menjaga suhu tetap nyaman. Untuk memahami cara kerja dan perawatannya, penting untuk mengenali komponen AC split beserta fungsinya.
Karena setiap bagian dalam unit indoor dan outdoor memiliki peran spesifik dalam proses pendinginan, mulai dari evaporator, kompresor, kondensor, hingga berbagai sensor yang memastikan kinerjanya optimal.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai semua komponen AC split, termasuk fungsi dan cara kerjanya, sehingga Anda dapat lebih memahami bagaimana sistem ini bekerja.
Selain itu, kami juga akan menyertakan gambar pendukung agar lebih mudah dalam mengenali setiap bagian yang ada di dalam AC split.
Dengan mengetahui fungsi masing-masing komponen, Anda tidak hanya bisa memahami cara kerja AC, tetapi juga dapat lebih bijak dalam merawat dan mendiagnosis jika terjadi masalah. Mari kita mulai dengan mengenal komponen yang ada di unit indoor, kemudian berlanjut ke unit outdoor dan berbagai elemen pendukung lainnya.
Komponen Unit Indoor AC Split
Unit indoor AC adalah bagian yang terpasang di dalam ruangan dan berfungsi sebagai tempat utama di mana udara panas dari dalam ruangan diserap dan didinginkan sebelum didistribusikan kembali.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai setiap komponen yang terdapat dalam unit indoor AC beserta fungsinya.
1. Body atau casing unit indoor
Body atau casing unit indoor AC adalah bagian luar yang melindungi komponen internal seperti evaporator, blower, filter udara, dan sensor. Selain berfungsi sebagai pelindung dari debu, kotoran, dan benturan, casing ini juga dirancang agar aliran udara dingin dapat tersebar dengan optimal ke seluruh ruangan.
Selain itu, desainnya yang aerodinamis membantu mengurangi kebisingan saat AC beroperasi, sekaligus memberikan tampilan yang lebih rapi dan estetis agar menyatu dengan interior ruangan.
Biasanya, casing unit indoor AC terbuat dari plastik ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) yang ringan, kuat, dan tahan panas. Beberapa model premium menggunakan polikarbonat (PC) yang lebih kuat dan tahan terhadap suhu tinggi serta benturan.
Ada juga yang mengombinasikan ABS dan polikarbonat untuk mendapatkan keseimbangan antara kekuatan, daya tahan, dan estetika. Penggunaan plastik pada casing dipilih karena sifatnya yang ringan, tidak mudah berkarat, serta lebih tahan lama dibandingkan dengan material logam.
2. Evaporator
Evaporator adalah salah satu komponen utama dalam unit indoor AC, yang berfungsi untuk menyerap panas dari udara di dalam ruangan. Komponen ini berbentuk kumpulan pipa berbahan tembaga atau aluminium yang dilapisi sirip-sirip tipis untuk memperluas area penyerapan panas.
Saat refrigeran atau freon mengalir melalui pipa evaporator, ia menyerap panas dari udara sekitar, sehingga udara yang melewati evaporator menjadi lebih dingin sebelum ditiupkan kembali ke ruangan oleh kipas blower.
Selain sebagai penukar panas, evaporator juga berperan dalam menghilangkan kelembapan dari udara, yang kemudian terkondensasi menjadi tetesan air dan dialirkan melalui pipa pembuangan. Proses ini membantu menjaga kesejukan ruangan serta meningkatkan kenyamanan penghuni.
Nah, agar tetap bekerja secara optimal, evaporator perlu dibersihkan secara rutin, karena debu atau kotoran yang menumpuk dapat menghambat aliran udara dan menurunkan efisiensi pendinginan.
3. Motor fan dan baling-baling kipas
Motor fan adalah mesin listrik kecil yang menggerakkan baling-baling kipas agar udara dapat bersirkulasi melalui evaporator. Saat motor fan berputar, udara dari dalam ruangan disedot, melewati evaporator untuk didinginkan, lalu ditiupkan kembali ke ruangan dengan suhu yang lebih rendah.
Kecepatan motor fan biasanya dapat diatur sesuai kebutuhan, sehingga pengguna bisa menyesuaikan tingkat kesejukan ruangan.
Baling-baling kipas, yang terbuat dari plastik, dirancang dengan bentuk aerodinamis untuk menghasilkan aliran udara yang optimal dan mengurangi kebisingan saat AC beroperasi.
Ukuran dan desain baling-baling juga mempengaruhi efisiensi pendinginan, di mana semakin baik aliran udaranya, semakin cepat ruangan menjadi sejuk.
Agar tetap berfungsi dengan baik, motor fan dan baling-baling kipas perlu dibersihkan secara berkala, karena debu yang menumpuk dapat mengganggu putaran kipas dan mengurangi performa AC.
4. Talang saluran pembuangan air
Talang saluran pembuangan pada unit indoor AC berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air hasil kondensasi yang terjadi pada evaporator. Saat udara di dalam ruangan melewati evaporator, kelembapannya akan mengembun dan membentuk tetesan air.
Air ini kemudian ditampung di talang pembuangan sebelum dialirkan keluar melalui selang drainase. Tanpa sistem pembuangan yang baik, air bisa meluap dan menyebabkan kebocoran, yang berpotensi merusak dinding atau furnitur di sekitar AC.
Talang ini biasanya terbuat dari plastik tahan air dan dirancang dengan kemiringan tertentu agar air dapat mengalir dengan lancar ke selang pembuangan tanpa tersumbat.
Namun, jika talang ini kotor atau tersumbat oleh debu, lumut, atau kotoran lainnya, aliran air bisa terganggu dan menyebabkan AC bocor.
Oleh karena itu, talang pembuangan perlu dibersihkan secara rutin agar tetap berfungsi dengan baik dan mencegah masalah yang bisa mengganggu seperti kebocoran.
5. Motor dan daun swing
Motor swing adalah motor kecil yang menggerakkan daun swing secara otomatis ke atas, ke bawah, atau ke samping, tergantung pada fitur AC yang digunakan.
Dengan adanya motor swing, pengguna tidak perlu mengatur arah hembusan udara secara manual, sehingga kesejukan dapat tersebar lebih optimal ke seluruh ruangan.
Sementara itu, daun swing adalah bilah atau sirip kecil yang terletak di bagian depan unit indoor AC. Biasanya terbuat dari plastik ringan, daun swing bergerak naik turun atau ke samping untuk mengarahkan udara sesuai kebutuhan.
Beberapa AC modern memiliki mode “auto swing” yang memungkinkan daun swing bergerak terus-menerus agar udara tidak hanya terfokus pada satu titik.
Jika motor swing atau daun swing bermasalah, AC mungkin hanya akan menghembuskan udara ke satu arah, yang dapat mengurangi efektivitas pendinginan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan kedua komponen ini tetap bersih dan berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Penyebab Swing AC Tidak Berfungsi dan Solusinya
6. PCB Modul pada unit indoor AC
PCB (Printed Circuit Board) modul adalah otak dari unit indoor AC yang berfungsi sebagai pusat kontrol untuk mengatur berbagai komponen agar bekerja secara terkoordinasi.
Cara kerja PCB modul yaitu dengan menerima sinyal dari remote control atau sensor internal, lalu mengatur operasi seperti kecepatan kipas, kerja kompresor, pergerakan daun swing, serta pengaturan suhu berdasarkan data dari thermistor. Tanpa PCB modul, AC tidak dapat beroperasi secara otomatis dan efisien.
Di dalam PCB modul, terdapat beberapa komponen penting, di antaranya:
- Mikrokontroler (Microcontroller Unit/MCU) – Berfungsi sebagai prosesor utama yang mengendalikan seluruh operasi AC berdasarkan input dari sensor dan perintah pengguna.
- Relay – Komponen yang bertugas menghubungkan atau memutus aliran listrik ke kompresor, kipas, dan motor swing sesuai kebutuhan.
- Sensor (Thermistor & Sensor Kelembapan) – Berfungsi mendeteksi suhu dan kelembapan udara untuk mengatur pendinginan secara otomatis.
- Triac atau Transistor – Mengontrol daya listrik yang masuk ke berbagai komponen agar AC dapat bekerja dengan efisiensi tinggi.
- Kapasitor – Membantu menyimpan dan melepaskan energi listrik untuk menstabilkan aliran daya dalam sistem.
- Dioda dan Resistor – Melindungi rangkaian dari tegangan berlebih serta memastikan arus listrik mengalir dengan stabil.
- IC Driver – Mengendalikan motor kipas, motor swing, dan komponen lainnya agar bekerja dengan presisi.
- Power Supply – Bertugas mengubah tegangan listrik AC (arus bolak-balik) dari sumber listrik menjadi tegangan DC (arus searah) yang digunakan oleh PCB dan komponen lainnya. Biasanya, power supply dalam AC memiliki rangkaian regulator untuk memastikan tegangan tetap stabil dan aman bagi sirkuit elektronik.
Karena PCB modul adalah komponen elektronik yang kompleks, gangguan pada bagian ini dapat menyebabkan AC tidak dapat menyala, mengalami error, atau tidak merespons perintah dengan baik.
Oleh karena itu, perawatan seperti menjaga dari debu, memastikan tidak terkena air, serta menghindari lonjakan tegangan listrik sangat penting untuk memperpanjang umur PCB modul.
7. Sensor pada unit indoor AC
Kemudian, unit indoor AC juga dilengkapi dengan beberapa sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kondisi lingkungan dan memastikan AC bekerja secara optimal sesuai kebutuhan.
Sensor-sensor ini mengirimkan data ke PCB modul agar sistem dapat mengatur kinerja pendinginan, kipas, dan fitur lainnya secara otomatis.
Beberapa sensor utama yang terdapat di unit indoor AC antara lain:
a. Thermistor (Sensor Suhu Ruangan)
- Berfungsi mendeteksi suhu udara di dalam ruangan.
- Mengirimkan data ke PCB modul untuk menyesuaikan kerja kompresor agar suhu tetap stabil sesuai pengaturan.
b. Thermistor Evaporator
- Berada di sekitar evaporator untuk mengukur suhu permukaan evaporator.
- Mencegah evaporator membeku akibat suhu yang terlalu rendah dengan mengatur siklus kerja kompresor.
c. Sensor Kelembapan (Humidity Sensor)
- Digunakan pada beberapa model AC modern untuk mendeteksi tingkat kelembapan udara.
- Membantu mengoptimalkan fungsi dehumidifier agar udara tidak terlalu lembap atau kering.
d. Sensor Infrared (IR Sensor)
- Berfungsi menerima sinyal dari remote control.
- Memungkinkan pengguna untuk mengontrol AC dari jarak jauh dengan berbagai pengaturan.
e. Sensor Gerakan atau Sensor Pintar (Motion Sensor)
- Ada pada AC dengan fitur hemat energi.
- Mendeteksi keberadaan orang di dalam ruangan dan menyesuaikan daya pendinginan agar lebih efisien.
Setiap sensor memiliki peran penting dalam menjaga kenyamanan dan efisiensi AC. Jika salah satu sensor mengalami masalah, AC bisa bekerja tidak stabil, misalnya suhu tidak sesuai dengan pengaturan atau unit tidak merespons remote control dengan baik.
Baca Juga: Fungsi Thermistor Pada AC, Otomatis Pengatur Suhu Ruangan
Komponen-Komponen pada Unit Outdoor AC dan Fungsinya
Unit outdoor adalah bagian dari sistem AC yang bertugas untuk membuang panas dari dalam ruangan ke lingkungan luar. Di dalam unit ini terdapat beberapa komponen utama yang bekerja untuk mendukung proses pendinginan. Berikut adalah komponen-komponen utama beserta fungsinya:
1. Kompresor
Kompresor adalah salah satu komponen utama dalam unit outdoor yang berfungsi sebagai pusat sirkulasi refrigeran dalam sistem pendinginan. Kompresor bekerja dengan cara menghisap refrigeran dalam bentuk gas bertekanan rendah dari evaporator di unit indoor, kemudian memampatkannya hingga tekanan dan suhu meningkat.
Proses ini bertujuan agar refrigeran memiliki energi panas yang cukup sebelum memasuki kondensor untuk melepaskan panas ke udara luar. Kompresor juga menentukan efisiensi kerja AC secara keseluruhan, karena jika kompresor bermasalah, maka sistem pendinginan tidak akan berfungsi dengan baik.
Selain itu, kompresor memiliki beberapa jenis, seperti kompresor piston, rotary, dan scroll, yang masing-masing memiliki keunggulan tersendiri dalam hal efisiensi energi dan tingkat kebisingan.
Kompresor juga didukung oleh relay dan kapasitor untuk membantu proses start-up dan menjaga kestabilan kinerjanya. Oleh karena itu, perawatan kompresor sangat penting, seperti memastikan oli kompresor dalam kondisi baik dan memastikan sirkulasi refrigeran tidak terganggu.
Jika terjadi masalah pada kompresor, sering kali AC tidak dapat mendinginkan ruangan secara optimal atau bahkan tidak menyala sama sekali.
Baca Juga: Mengenal Kompresor AC dan Cara Merawatnya
2. Kondensor
Setelah refrigeran dipampatkan oleh kompresor, proses selanjutnya berlangsung di kondensor. Kondensor berfungsi untuk membuang panas yang dibawa oleh refrigeran dengan cara mengalirkannya melalui pipa kondensor yang dilengkapi sirip aluminium.
Saat refrigeran panas mengalir melalui pipa kondensor, kipas kondensor akan meniupkan udara dari luar untuk membantu menurunkan suhu refrigeran. Proses ini menyebabkan refrigeran yang sebelumnya dalam bentuk gas panas berubah menjadi cair sebelum kembali ke unit indoor melalui pipa kapiler atau katup ekspansi.
Agar kondensor dapat bekerja secara maksimal, kondensor harus selalu dalam kondisi bersih dari debu dan kotoran yang dapat menghambat pelepasan panas.
Jika kondensor kotor atau tersumbat, AC akan kehilangan efisiensi dan bisa menyebabkan tekanan tinggi pada kompresor. Oleh karena itu, membersihkan kondensor secara berkala sangat disarankan agar AC tetap bekerja optimal dan tidak mengalami overheating.
3. Kipas kondensor (fan outdoor)
Untuk mendukung kinerja kondensor, unit outdoor juga dilengkapi dengan kipas kondensor. Kipas ini berfungsi untuk mempercepat proses pelepasan panas dengan mengalirkan udara dari luar ke sekitar kondensor.
Dengan adanya kipas ini, panas yang dilepaskan oleh refrigeran dapat tersebar lebih cepat, sehingga proses kondensasi berjalan lebih efektif.
Tanpa kipas yang berfungsi dengan baik, kondensor akan kesulitan mendinginkan refrigeran, yang bisa mengakibatkan kinerja AC terganggu.
Jika kipas kondensor mengalami masalah, seperti putaran yang lemah atau bahkan berhenti bekerja, maka unit outdoor tidak dapat membuang panas dengan optimal.
Hal ini bisa menyebabkan tekanan berlebih pada kompresor dan bahkan memicu overheat. Oleh karena itu, penting untuk rutin memeriksa kipas kondensor dan membersihkannya dari debu atau kotoran yang bisa menghambat putarannya.
Baca Juga: Penyebab Kipas Blower Outdoor AC Mati dan Cara Mengatasinya
4. Pipa kapiler atau katup ekspansi
Setelah melewati kondensor dan berubah menjadi cair, refrigeran masih harus mengalami penurunan tekanan sebelum kembali ke evaporator. Proses ini dilakukan oleh pipa kapiler atau katup ekspansi.
Pipa kapiler adalah tabung kecil yang berfungsi mengatur aliran refrigeran dengan cara memperkecil jalur sehingga tekanan refrigeran turun secara alami. Sedangkan katup ekspansi lebih canggih karena dapat mengatur jumlah refrigeran yang masuk ke evaporator berdasarkan kebutuhan pendinginan.
Baik pipa kapiler maupun katup ekspansi, keduanya memiliki peran penting dalam menjaga efisiensi sistem AC.
Jika komponen ini tersumbat atau rusak, aliran refrigeran akan terganggu, menyebabkan AC kurang dingin atau bahkan tidak bekerja sama sekali. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dan perawatan berkala sangat diperlukan untuk memastikan aliran refrigeran tetap lancar.
5. Filter dryer
Selain memastikan tekanan refrigeran tetap stabil, sistem AC juga harus menjaga agar tidak ada kotoran atau kelembapan yang masuk ke dalam pipa instalasi.
Di sinilah peran filter dryer menjadi sangat penting. Filter dryer bertugas menyaring partikel kecil yang mungkin terbawa oleh refrigeran, sekaligus menyerap uap air yang bisa menyebabkan pembentukan es di dalam sistem pendinginan.
Dengan adanya filter dryer, AC dapat bekerja dengan lebih efisien dan menghindari penyumbatan pada pipa kapiler atau katup ekspansi.
Namun, jika filter dryer mengalami penumpukan kotoran atau sudah terlalu lama digunakan, maka kemampuannya dalam menyaring partikel dan menyerap kelembapan akan berkurang.
Hal ini bisa menyebabkan kinerja AC menurun dan bahkan merusak komponen lain dalam sistem. Oleh karena itu, penggantian filter dryer secara berkala sangat dianjurkan untuk menjaga kualitas kerja AC dalam jangka panjang.
6. Relay dan kapasitor
Agar kompresor dan kipas dapat bekerja dengan lancar, unit outdoor juga dilengkapi dengan relay dan kapasitor. Relay berfungsi sebagai saklar otomatis yang menghubungkan atau memutus aliran listrik ke kompresor sesuai dengan kebutuhan.
Sementara itu, kapasitor bertugas menyimpan energi listrik dan memberikan dorongan awal yang diperlukan agar kompresor dan kipas dapat menyala dengan baik.
Jika relay atau kapasitor mengalami kerusakan, biasanya AC akan sulit dinyalakan atau mengalami mati-mati sendiri. Oleh karena itu, pemeriksaan berkala terhadap kedua komponen ini sangat diperlukan, terutama jika AC sering mengalami masalah dalam start-up atau tidak bekerja dengan stabil.
Mengganti relay atau kapasitor yang rusak adalah salah satu langkah perawatan penting untuk memastikan unit outdoor tetap bekerja secara optimal.
Baca Juga: Pengertian Dan Fungsi Kapasitor Pada AC
7. Box atau casing unit outdoor
Sebagai pelindung seluruh komponen di dalamnya, unit outdoor dilengkapi dengan casing atau box yang dirancang agar tahan terhadap berbagai kondisi cuaca.
Casing ini biasanya terbuat dari baja atau logam tahan karat yang dapat melindungi kompresor, kondensor, kipas, dan komponen listrik dari debu, hujan, serta panas matahari.
Namun, meskipun dirancang untuk tahan terhadap kondisi lingkungan, casing unit outdoor tetap harus dirawat dengan baik. Pembersihan berkala diperlukan untuk menghindari penumpukan debu yang bisa menghambat ventilasi udara.
Selain itu, memastikan casing dalam kondisi baik tanpa karat atau lubang yang bisa menjadi tempat masuknya hama juga sangat penting untuk menjaga umur panjang perangkat AC.
Komponen Tambahan dan Elemen Pendukung Lainnya
Selain komponen utama yang terdapat pada unit indoor dan outdoor, AC split juga dilengkapi dengan beberapa komponen tambahan dan elemen pendukung lainnya.
Komponen ini berfungsi untuk meningkatkan efisiensi kerja AC, memastikan sistem berjalan dengan stabil, serta mendukung proses pemasangan dan operasional secara keseluruhan.
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai setiap komponen tambahan dan elemen pendukung yang digunakan dalam sistem AC split.
Modul Controller pada AC Inverter
Berbeda dengan AC konvensional, AC inverter memiliki komponen tambahan berupa modul controller yang berfungsi untuk mengatur kecepatan kerja kompresor secara otomatis.
Modul ini bekerja dengan cara mengubah arus listrik AC menjadi DC melalui inverter, lalu mengontrol daya yang diberikan ke kompresor sesuai dengan kebutuhan pendinginan ruangan.
Dengan teknologi ini, AC inverter mampu menghemat energi lebih baik dibandingkan AC non-inverter, karena kompresornya tidak bekerja dengan sistem on-off, melainkan menyesuaikan kecepatan putarannya secara bertahap.
Selain efisiensi energi, modul controller juga berperan dalam menjaga kestabilan suhu ruangan. Ketika suhu sudah mendekati yang diinginkan, modul ini akan menurunkan daya kerja kompresor tanpa mematikannya, sehingga suhu tetap stabil tanpa fluktuasi yang berlebihan.
Namun, karena modul controller adalah komponen elektronik yang kompleks, perbaikannya memerlukan teknisi khusus jika mengalami kerusakan. Oleh karena itu, perawatan dan pengecekan berkala pada sistem kelistrikan AC inverter sangat dianjurkan agar modul ini tetap bekerja optimal.
Baca Juga: Benarkah AC Inverter Hemat Listrik Dibanding AC Konvensional
Kontaktor pada AC Daikin
Tidak semua AC menggunakan kontaktor dalam sistemnya, tetapi AC Daikin umumnya dilengkapi dengan kontaktor di unit outdoor. Kontaktor ini berfungsi sebagai saklar elektromagnetik yang mengontrol aliran listrik ke kompresor dan kipas kondensor.
Saat AC dinyalakan, arus listrik akan mengaktifkan koil dalam kontaktor, sehingga saklarnya tertutup dan memungkinkan listrik mengalir ke kompresor. Dengan sistem ini, AC dapat bekerja lebih stabil dan terlindungi dari lonjakan arus listrik secara langsung.
Penggunaan kontaktor pada AC Daikin bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem dan memperpanjang usia kompresor, terutama pada model AC dengan kapasitas besar atau yang digunakan dalam kondisi kerja berat.
Namun, karena merupakan komponen mekanis yang sering beroperasi, kontaktor bisa mengalami keausan atau karbonisasi pada kontaknya seiring waktu.
Jika terjadi masalah pada kontaktor, gejalanya bisa berupa AC tidak menyala, kompresor tidak bekerja, atau terdengar suara klik tanpa respons dari unit outdoor. Oleh karena itu, pengecekan dan perawatan berkala sangat penting untuk memastikan kinerja AC tetap optimal.
Pipa Instalasi, Kabel Kiriman, dan Selang Pembuangan pada AC
Pipa instalasi, kabel kiriman, dan selang pembuangan adalah bagian penting dalam sistem AC yang menghubungkan unit indoor dengan unit outdoor. Masing-masing komponen ini memiliki fungsi spesifik untuk memastikan AC dapat bekerja dengan optimal dalam mendinginkan ruangan.
1. Pipa Instalasi (Pipa Refrigeran)
- Berfungsi untuk mengalirkan refrigeran antara unit indoor dan unit outdoor.
- Terdiri dari dua pipa utama, yaitu pipa gas (bertekanan tinggi, membawa refrigeran panas dari dalam ruangan ke luar) dan pipa cair (bertekanan rendah, mengembalikan refrigeran dalam kondisi cair ke unit indoor).
- Biasanya terbuat dari tembaga, karena bahan ini tahan terhadap tekanan tinggi dan memiliki konduktivitas termal yang baik.
2. Kabel Kiriman (Kabel Listrik Antara Indoor & Outdoor)
- Menghubungkan unit indoor dengan unit outdoor untuk menyalurkan daya listrik dan sinyal komunikasi.
- Umumnya terdiri dari beberapa jalur, termasuk kabel fase, netral, ground, dan sinyal kontrol.
- Harus menggunakan kabel berkualitas tinggi dengan ukuran sesuai spesifikasi AC agar tidak terjadi gangguan daya atau korsleting.
3. Selang Pembuangan (Drain Hose)
- Berfungsi untuk membuang air hasil kondensasi dari unit indoor ke luar ruangan.
- Biasanya terbuat dari plastik fleksibel yang tahan air dan memiliki ukuran yang cukup untuk mengalirkan air tanpa tersumbat.
- Jika tersumbat oleh debu atau lumut, air bisa meluap dan menyebabkan kebocoran AC, sehingga perlu dibersihkan secara berkala.
Ketiga komponen ini bekerja bersama untuk memastikan AC dapat beroperasi dengan baik. Instalasi yang tepat dan perawatan rutin sangat penting agar pipa tidak bocor, kabel tetap aman, dan selang pembuangan tidak tersumbat, sehingga AC bisa bekerja secara optimal dan lebih tahan lama.
Baca Juga: 5 Daftar Pipa AC Terbaik di Indonesia Untuk Teknologi Inverter
Remote AC dan Fungsinya
Remote AC adalah perangkat kontrol jarak jauh yang digunakan untuk mengoperasikan unit indoor AC tanpa perlu menyentuhnya secara langsung. Dengan remote ini, pengguna dapat mengatur suhu, kecepatan kipas, mode operasi, serta fitur lainnya sesuai kebutuhan.
Remote AC menggunakan sinyal infrared (IR) untuk mengirimkan perintah ke sensor IR pada unit indoor, sehingga hanya dapat berfungsi jika ada garis pandang langsung antara remote dan unit AC.
Beberapa tombol dan fitur umum pada remote AC meliputi:
- Power (ON/OFF) – Menghidupkan atau mematikan AC.
- Mode – Mengubah mode operasi, seperti Cool (Pendinginan), Dry (Pengeringan/Dehumidifier), Fan (Kipas), dan Auto (Otomatis menyesuaikan suhu).
- Temperature (+/-) – Mengatur suhu sesuai keinginan pengguna.
- Fan Speed – Mengontrol kecepatan kipas dari rendah, sedang, tinggi, atau otomatis.
- Swing – Mengatur arah hembusan udara dengan menggerakkan daun swing ke atas-bawah atau kiri-kanan (jika tersedia).
- Timer – Memungkinkan pengguna mengatur waktu hidup atau mati otomatis.
- Sleep Mode – Mengurangi kecepatan kipas dan menaikkan suhu secara bertahap untuk kenyamanan saat tidur.
- Turbo/Jet Mode – Mengaktifkan pendinginan cepat dengan meningkatkan kecepatan kipas dan kompresor.
- Eco Mode – Menghemat energi dengan menyesuaikan kinerja AC secara efisien.
- Light/Display – Mematikan atau menyalakan tampilan layar unit indoor agar lebih nyaman di malam hari.
Sebagian AC modern juga memiliki remote dengan layar digital yang menampilkan informasi seperti suhu, mode, dan waktu timer. Beberapa model terbaru bahkan mendukung koneksi WiFi atau aplikasi smartphone, sehingga AC dapat dikendalikan dari jarak jauh menggunakan ponsel.
Agar remote AC tetap berfungsi dengan baik, pastikan baterai selalu dalam kondisi baik, jaga kebersihan sensor infrared, dan hindari benturan keras yang bisa merusak komponennya.
Baca Juga: Cara Mengatasi Remote AC Sharp Terkunci dengan Mudah
Refrigerant: Bahan Pendingin dalam Sistem AC
Refrigerant adalah zat atau cairan khusus yang digunakan dalam sistem pendingin, termasuk AC, untuk menyerap dan melepaskan panas dalam proses siklus refrigerasi.
Fungsinya sangat penting dalam menghasilkan udara dingin karena refrigerant bekerja dengan cara berubah fase antara gas dan cair selama siklus kerja AC.
Saat refrigerant mengalir melalui evaporator di unit indoor, ia menyerap panas dari udara sekitar, sehingga udara menjadi lebih sejuk.
Kemudian, refrigerant yang sudah mengandung panas ini dialirkan ke kondensor di unit outdoor, di mana panas dilepaskan ke lingkungan dan refrigerant kembali ke bentuk cair untuk mengulang siklusnya.
Selain sebagai media perpindahan panas, refrigerant juga harus memiliki sifat yang mendukung efisiensi sistem AC, seperti kemampuan menyerap panas dengan baik, stabil dalam berbagai tekanan, serta tidak merusak komponen AC.
Seiring berkembangnya teknologi dan regulasi lingkungan, berbagai jenis refrigerant telah digunakan, masing-masing dengan keunggulan dan kekurangannya.
Jenis-Jenis Refrigerant
1. R-22 (Freon R-22)
Dahulu, R-22 adalah refrigerant yang paling umum digunakan dalam sistem AC rumah dan komersial. Namun, karena memiliki dampak negatif terhadap lapisan ozon, penggunaannya mulai dibatasi dan digantikan dengan refrigerant yang lebih ramah lingkungan.
Meskipun masih ditemukan pada beberapa unit AC lama, produksi dan impor R-22 sudah dikurangi di banyak negara.
2. R-32
R-32 merupakan refrigerant yang lebih modern dengan efisiensi energi yang lebih baik serta dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan R-22.
Refrigerant ini banyak digunakan pada AC keluaran terbaru, terutama oleh merek-merek seperti Daikin. Selain itu, R-32 memiliki Global Warming Potential (GWP) yang lebih rendah dibandingkan refrigerant sebelumnya, sehingga lebih ramah lingkungan.
3. R-410A
R-410A adalah salah satu refrigerant yang umum digunakan sebagai pengganti R-22. Memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan tidak merusak lapisan ozon, refrigerant ini digunakan dalam banyak sistem AC modern.
Namun, karena memiliki tekanan kerja yang lebih tinggi, AC dengan R-410A membutuhkan komponen yang lebih kuat dibandingkan AC dengan R-22.
Baca Juga: Cara Bongkar AC Tanpa Buang Freon yang Benar
Kesimpulan
Memahami komponen AC split dan fungsinya sangat penting agar kita tahu bagaimana sistem ini bekerja serta bagaimana cara merawatnya dengan baik. AC split terdiri dari berbagai bagian utama, baik di unit indoor maupun outdoor, yang bekerja sama untuk menghasilkan udara sejuk.
Beberapa di antaranya, seperti evaporator, kompresor, dan kondensor, memiliki peran utama dalam proses pendinginan, sementara komponen lain seperti sensor dan PCB modul membantu mengontrol dan mengoptimalkan kinerja AC.
Selain itu, terdapat pula komponen tambahan dan elemen pendukung yang memastikan AC dapat bekerja lebih efisien dan tahan lama.
Beberapa di antaranya seperti yang sudah kita bahas di atas, termasuk modul controller inverter, kontaktor AC Daikin, serta pipa dan selang pembuangan yang mendukung instalasi dan operasional AC.
Dengan memahami setiap bagian ini, pengguna dapat lebih bijak dalam melakukan perawatan serta mengenali tanda-tanda jika terjadi masalah pada AC mereka.
Percayakan service AC dan peralatan elektronik rumah tangga Anda pada tim profesional kami di Jakarta Selatan. Dapatkan layanan berkualitas dan harga terbaik! Hubungi kami via WhatsApp! Ikuti kami di Google News